WELCOME TO MY NATURE

Share what you have and check out what you want

Kamis, 08 Maret 2012

Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)

Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji)


Ciri Umum Kingdom Plantae
Ciri yang segera mudah dikenali pada tumbuhan adalah warna hijau yang dominan akibat kandungan pigmen klorofil yang berperan vital dalam proses fotosintesis. Dengan demikian, tumbuhan secara umum bersifat autotrof. Beberapa perkecualian, seperti pada sejumlah tumbuhan parasit, merupakan akibat adaptasi terhadap cara hidup dan lingkungan yang unik. Karena sifatnya yang autotrof, tumbuhan selalu menempati posisi pertama dalam rantai makanan. Tumbuhan bersifat stasioner atau tidak bisa berpindah atas kehendak sendiri, akibat sifatnya yang pasif ini tumbuhan harus beradaptasi secara fisik atas perubahan lingkungan dan gangguan yang diterimanya. Variasi morfologi tumbuhan jauh lebih besar daripada anggota kerajaan lainnya. Selain itu, tumbuhan menghasilkan banyak sekali metabolit sekunder sebagai mekanisme pertahanan hidup atas perubahan lingkungan atau serangan pengganggu. Pada tingkat selular, dinding sel yang tersusun dari selulosa, hemiselulosa, dan pektin menjadi ciri khasnya, meskipun pada tumbuhan tingkat sederhana kadang-kadang hanya tersusun dari pektin. Hanya sel tumbuhan yang memiliki plastida; juga vakuola yang besar dan seringkali mendominasi volume sel.
Klasifikasi sub divisi Spermatophyta
Pengelompokan tumbuhan biji berdasarkan letak bakal bijinya, tumbuhan biji dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu:
a.         Tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) bakal biji tidak dibungkus daun buah melainkan melekat pada daun buah dan tampak dari luar
b.        Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae), bakal biji dibungkus daun buah dan biji tak tampak dari luar

Tumbuhan berbiji Terbuka (Gymnospermae)
Ciri-ciri morfologi Gymnospermae:
Akar    : umumnya akar tunggang
Batang: bercabang-cabang
Daun : umumnya kaku, sempit, dan tebal. Aa yang menyerupai jarum, kipas.
Bunga:bukan bunga sejati (stobilus)
Biji: pada daun buah (makrosporofil) dan serbuk sari dari mikrosporofil
Proses pembuahan: tunggal
Ciri anatomi Gymnospermae:
Akar dan batang berkambium, mempunyai trakeid, batas antara kaliptra (tudung akar) dengan ujung akar tidak jelas.

Proses Pembuahan Gymnospermae:
Gambar 1. Reproduksi Gymnospermae
Klasifikasi Gymnospermae:
1)        Cycadinae, contoh : Cycas rumphii (Pakis haji)

Cycas rumphii
Gambar 2. Cycas rumphii

2)        Coniferae, contoh: Pinus mercusii (Pinus)

7-53000-001-0197(1)
Gambar 3.  Pinus mercusii

3)        Gnetinae, contoh: Gnetum gnemon (Melinjo)
4)        Ginkgoinae, contoh Ginkgo biloba


6_49                       Ginkgo_biloba 
Gambar 4. Gnetum gnemon                           Gambar 5. Ginkgo biloba

Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae)
Ciri morfologi dan anatomi Angiospermae:
a.       Bunga sejati dengan putik dan benang sari
b.      Memiliki daun yang pipih, lebar, dengan susunan tulang daun sejajar, menyirip, dan menjari
c.       Bakal biji terletak dalam daging buah
d.      Proses pembuahan ganda
e.       Akar tunggang , serabut
f.       Memiliki berkas pembuluh
g.      Tergolong tanaman cormophyta /tumbuhan berkormus (memiliki batang, akar dan daun yang  jelas)
h.      Batang bercabang (kelompok dikotil), namun ada pula yang tidak bercabang (monokotil)

Klasifikasi angiospermae:
1)      Monocotyledoneae  (biji berkeping satu), contoh Zea mays (jagung)
2)      Dicotyledoneae (biji berkeping dua), contoh  Arachis hypogaea (kacang tanah)





Proses pembuahan ganda

Tugas Kegiatan 1 (Kerjakan secara individual pada buku tugas)
1.      Apakah ciri organisme sehingga disebut tumbuhan?
2.      Jelaskan proses pembuahan tunggal pada Gymnospermae berdasarkan gambar pada halaman sebelumnya!
3.      Jelaskan proses Pembuhaan ganda pada Angiospermae pada gambar sebelumnya!
4.      Sebutkan masing – masing lima peranan spermatophyta dalam kehidupan!
5.      Buatlah tabel yang menyatakan perbedaan antara dikotil dan monokotil dalam hal akar, tulang daun, keping biji, batang dan bunga!

Tugas kegiatan 2
1.      Pada pertemuan berikutnya bawalah masing-masing 2 contoh tanaman dikotil dan monokotil perkelompok . tanaman tersebut digunakan untuk presentasi atas soal sebelumnya. Bawa mulai dari daun, akar, batang dan bunga. (kalian bisa membawa dalam bentuk potongan-potongan)
2.      Bawalah bunga yang memiliki alat kelamin sempurna baik putik maupun benangsari, misalnya bunga sepatu atau yang lainnya.
3.      UTS biologi akan dilakukan pada minggu ke-3 mulai tanggal 18 dst pada jadwal bio kelas X1-X4 yang 2 jam pelajaran materi keanekaragaman hayati sampai plantae
4.      Untuk hari uh tentang paku dan lumut akan dibuat kesepakatan pada pertemuan berikutnya..






Selasa, 24 Januari 2012

MEMBUAT KOMPOS

Salah satu dari pola hidup hijau yang dapat kita laksanakan adalah mengelola sampah organic rumah tangga, dengan membuatnya menjadi kompos. Kompos adalah pupuk yang dibuat dari sampah organic organic. Pembuatannya tidak terlalu rumit, tidak memerlukan tempat luas dan tidak memerlukan banyak peralatan dan biaya. Hanya memerlukan persiapan pendahuluan, sesudah itu kalau sudah rutin, tidak merepotkan bahkan selain mengurangi masalah pembuangan sampah, kompos yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sendiri, tidak perlu membeli.

Kompos berguna untuk memperbaiki struktur tanah, zat makanan yang diperlukan tumbuhan akan tersedia. Mikroba yang ada dalam kompos akan membantu penyerapan zat makanan yang dibutuhkan tanaman. Tanah akan menjadi lebih gembur. Tanaman yang dipupuk dengan kompos akan tumbuh lebih baik. Hasilnya bunga-bunga berkembang, halaman menjadi asri dan teduh. Hawa menjadi segar karena oksigen yang dihasilkan oleh tumbuhan.

Bagaimana Kompos Terjadi


Sampah organic secara alami akan mengalami peruraian oleh berbagai jenis mikroba, binatang yang hidup di tanah, enzim dan jamur. Proses peruraian ini memerlukan kondisi tertentu, yaitu suhu, udara dan kelembaban. Makin cocok kondisinya, makin cepat pembentukan kompos, dalam 4 – 6 minggu sudah jadi. Apabila sampah organic ditimbun saja, baru berbulan-bulan kemudian menjadi kompos. Dalam proses pengomposan akan timbul panas krn aktivitas mikroba. Ini pertanda mikroba mengunyah bahan organic dan merubahnya menjadi kompos. Suhu optimal untk pengomposan dan harus dipertahankan adalah 45-65C.Jika terlalu panas harus dibolak-balik, setidak-tidaknya setiap 7 hari.

Peralatan


Di dalam rumah ( ruang keluarga, kamar makan ) dan di depan dapur disediakan 2 tempat sampah yang berbeda warna untuk sampah organic dan sampah non-organic. Diperlukan bak plastic atau drum bekas untuk pembuatan kompos. Di bagian dasarnya diberi beberapa lubang untuk mengeluarkan kelebihan air. Untuk menjaga kelembaban bagian atas dapat ditutup dengan karung goni atau anyaman bambu. Dasar bak pengomposan dapat tanah atau paving block, sehingga kelebihan air dapat merembes ke bawah. Bak pengomposan tidak boleh kena air hujan, harus di bawah atap.

Cara Pengomposan

- Campur 1 bagian sampah hijau dan 1 bagian sampah coklat.
- Tambahkan 1 bagian kompos lama atau lapisan tanah atas (top soil) dan dicampur. Tanah atau kompos ini mengandung mikroba aktif yang akan bekerja mengolah sampah menjadi kompos. Jika ada kotoran ternak ( ayam atau sapi ) dapat pula dicampurkan .
- Pembuatan bisa sekaligus, atau selapis demi selapis misalnya setiap 2 hari ditambah sampah baru. Setiap 7 hari diaduk.
- Pengomposan selesai jika campuran menjadi kehitaman, dan tidak berbau sampah. Pada minggu ke-1 dan ke-2 mikroba mulai bekerja menguraikan membuat kompos, sehingga suhu menjadi sekitar 40C. Pada minggu ke-5 dan ke-6 suhu kembali normal, kompos sudah jadi.
- Jika perlu diayak untuk memisahkan bagian yang kasar. Kompos yang kasar bisa dicampurkan ke dalam bak pengomposan sebagai activator.

Keberhasilan pengomposan terletak pada bagaimana kita dapat mengendalikan suhu, kelembaban dan oksigen, agar mikroba dapat memperoleh lingkungan yang optimal untuk berkembang biak, ialah makanan cukup (bahan organic), kelembaban (30-50%) dan udara segar (oksigen) untuk dapat bernapas.
Sampah organic sebaiknya dicacah menjadi potongan kecil. Untuk mempercepat pengomposan, dapat ditambahkan bio-activator berupa larutan effective microorganism (EM) yang dapat dibeli di toko pertanian.

Penutup


Apabila setiap rumah tangga melakukan pemilahan sampahnya: yang organic dijadikan kompos, yang non-organik disedekahkan kepada pemulung, maka pemerintah tinggal mengelola sisanya yang 10% saja,yang tidak dapat didaur ulang. Alangkah senangnya pemulung, kalau penghuni rumah sudah memilah sampahnya, sehingga mereka tinggal mengambil kertas, plastic dsb. yang tidak dikotori sisa makanan, tanpa mengobrak-abrik bak sampah (maaf) berebutan dengan anjing dan kucing. Jam kerjanya akan lebih pendek, uang yang diperoleh akan lebih banyak.
Pembuatan kompos ini dapat pula dilakukan secara kolektif, apabila keadaan tidak memungkinkan. Misalnya perumahan padat penduduk, atau apartemen. Pengelolaannya dapat diserahkan kepada RW atau pihak swasta. Namun masing-masing rumah tangga tetap harus melakukan pemilahan sampahnya. Sehingga tidak perlu lagi ada TPA yang memerlukan tanah luas dan menimbulkan masalah pencemaran, bahaya longsor, pendangkalan sungai, penyakit dsb.